Rabu, 13 Oktober 2010

Vivi Andriyani - 09120110086

The Rise of limited-Effects Theory

Overview
  • media tidak lagi ditakuti sebagai alat dalam politik, tapi media dilihat sebagai kekuatan untuk kebaikan sosial
  • para peneliti menganggap bahwa kemampuan media thd publik terbatas diaman kebijakan pemerintah mempunyai peran untuk mencagah manipulasi
  • media kurang mempunyai kekuatan dalam membentuk publik opini dimana media menghadapi berbagai tipe masyarakat yang memiliki perbedaan
  • limited-effects perspective: suatu pemikiran bahwa media hanya mempunyai efek yang terbatas

Perkembangan dari Limited-Effects theory

Several events took place in the 1920s and 1930s that changed mass media theory.
  • Empirical research developed and was used on a larger and larger scale
  • sociological and psychological theories were not consistent with the bullet theory
    • In the 1920's the Payne Fund Studies  were conducted.  They showed a heavy influence of film content on children and supported the bullet theory.  But those results were not replicated in later studies.
  • Empirical research was seen as "scientific" and therefore more advanced and reputable
  • The media industries saw potential for themselves in this kind of research.
  • Key institutions -- government and non-profit -- supported the new research financially and socially 
     
Two-step flow theory

strenght:
  • focuses attention on the environment in which effects can and can't occur
  • stresses importance of opinion leaders in formation of public opinion
  • is based on inductive rather than deductive reasoning
  • effectively challenges simplistic notions of direct effects
weakness:
  • is limited to its time (1940s) and media environment (no TV)
  • uses reported behavior as only test of media effects
  • downplays reinforcement as an important media effect
  • use survey methods that underestimate media impact
  • later research demonstrate a multistep flow of influence
inductive: sebuah pendekatan teori yang melihat bahwa penelitian dimulai dengan pengamatan empiris bukan spekulasi
gatekeepers: dalam two-step flow, oramg yang mengirim pesan dan menolong yang lain membagikan pandangan mereka
opinion leaders: dalam two-step flow, orang nyang menyampaikan informasi ke pengikut
opinion followers: orang yang menerima pesan
two-step flow theory: sebuah ide bahwa pesan dari media melalui opini leader ke opini follower

indirect-effects theory: ketika media mempunyai efek dan efek tersebut diasaring melalui bagian-bagian kehidupan sosial seperti kelompok atau teman
antara tahun 1945 dan 1960:
  • media tidak secara langsung mempengaruhi individu
  • ada two-step flow dari pengaruh media
  • seiring orang menjadi dewasa, mereka mengembangkan komitmen seperti partai politik dimana dapat menyediakan hambatan melawan media
Summary
  • Peran media massa dalam kehidupan sosial terbatas: hanya membuat trend sosial bukan perubahan sosial
  • peran media massa dalam kehidupan individu terbatas, meskipun maksudnya posotif kadangkala sering disalahartikan oleh beberapa orang
  • peran media massa dalam sistem sosial positif

Moving beyond Limited-Effects: focus on Functionalism and Children

Pada chapter ini kita mempelajari perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat Amerika pasca perang dunia II dimana terdapat pertimbangan kembali tentang kebenaran dari teori komunikasi massa. salah satu ahli teori sosial yang berpengaruh pada tahun 1940 an dan 1950 an adalah Robert K Merton. Ia  mengatakan dengan jelas bahwa para ahli sosiologi harus lebih maju lagi dalam peningkatan kedisiplinan dengan mengembangkan “teori-teori taraf menengah” daripada teori-teori besar. Merton mendefinisikan teori jarak menengah sebagai sebuah teori yang terletak diantara hipotesa kerja yang memiliki ruang kecil tetapi perlu dan berkembang semakin besar selama penelitian dari hari ke hari, dan usaha yang mencakup semuanya mengembangkan suatu teori terpadu yang akan menjelaskan semua keseragaman yang diamati dalam perilaku sosial. The middle range theory/ teori jarak menengah adalah teori-teori yang terletak pada minor tetapi hipotesis kerja mengembangkan penelitian sehari-hari yang menyeluruh dan keseluruhan upaya sistematis yang inklusif untuk mengembangkan teori yang utuh. 
 
Ciri-ciri dari the middle Range Theory:
1. Secara prinsip digunakan untuk panduan temuan-temuan empiris.
2. Merupakan lanjutan dari teori sistem sosial yang terlalu jauh dari penggolongan khusus perilaku sosial, organisasi, dan perubahan untuk mencatat apa yang di observasi dan di deskripsikan.
3. Middle range theory meliputi abstraksi, tetapi cukup jelas dengan data yang terobservasi untuk digabungkan dengan proposisi yang memungkinkan dilakukan tes empiris/fakta.
4. Middle range theori muncul dari ide yang sangat sederhana.
 
Dalam teori sosial dan struktur sosial, Merton mengusulkan sebuah pandangan yang ia sebut sebagai paradigma analisis fungsional. paradigma ini melihat bagaimana sebuah sistem sosial beserta individu-individu yang berbeda di dalamnya menjalankan fungsinya masing-masing dan bersama-sama membentuk sebuah proses. Merton dalam pendekatannya juga mengenalkan adanya fungsi manifes( merujuk pada kenyataan yang terjadi dari fungsi-fungsi yang ada) dan fungsi laten(merujuk pada suatu harapan atau manifestasi dari fungsi-fungsi yang ada). analisis fungsional ini secara luas dipakai, seperti logika pada banyak pembelajaran mengenai komunikasi massa selama kurun waktu 1950 sampai 1960 an.
Terdapat empat fungsi dasar dari media menurut Harold Lasswell yaitu sebagai pengawas, menjembatani kepentingan masyarakat dengan pemerintah, menggali dan menghubungkan kehidupan sosial budaya serta melestarikannya, dan sebagai sarana hiburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar