Rabu, 13 Oktober 2010

kommas

Kommas

Silvanus Alvin
09120110033
1.      Tiga paradigma komunikasi :
Positivistik 

Paradigma ini dapat dikatakan bersifat subjektif. Sebuah wacana yang disetujui oleh lebih dari satu orang akan dianggap benar. Paradigma ini memandang dan menilai apa adanya sesuai dengan yang terlihat. Bisa dikatakan, paradigma ini menelan mentah-mentah suatu wacana yang dianggap benar oleh kebanyakan orang. pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang tepat untuk teori ini.

Konstruktivistik 
Paradigma yang muncul dinilai dari apa yang dipikirkan oleh orang terhadap suatu wacana. Berbeda dari positivistik yang menelan mentah-mentah sebuah wacana, pada teori Konstruktivistik, orang mendekonstruksi sebuah wacana untuk merekonstruksi ulang pendapatnya akan wacana tersebut dan kemudian menggabungkannya dengan konstruksi orang lain dan menjadi konstruksi bersama. Kebenarannya juga bersifat subjektif.

Kritis

Paradigma ini meyakini bahwa di balik suatu wacana, pasti ada sesuatu yang mendasari. Paradigma kritis selalu melihat apa yang terjadi di balik suatu peristiwa, yang menjadi alasan mengapa peristiwa itu ada. Prinsip yang digunakan adalah prinsip gunung es.


2.   2.   Empat Grand Theory
a.       Post-positivistik (turunan paradigma positivistik) :
·        Ciri utamanya : memandang bukti, fakta atau data sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, yang memiliki latar belakang atau makna tertentu yang sangat kontekstual dengan lingkungannya.
·        Pengetahuan diperoleh dari hasil penelitian yang orisinil
·        Pengetahuan/pernyataan diperoleh melalui observasi lapangan, survey, angket, kuesioner, dan lainnya yang bersifat kuantitatif.

b.      Hermeneutic (turunan paradigma konstruktivistik) :
·        Konstruksi yang tercipta dalam pikiran seseorang, biasanya digunakan untuk mengkaji kitab suci dan berita.
·        Kebenaran diungkapkan dalam bentuk interpretatik, berdasarkan keyakinan tertentu.

c.       Normatif (turunan paradigma kritis) :
·        Teori ini menguraikan standar-standar etik (benar atau salah).
·        Menekankan segala sesuatu yang idealnya berlaku secara umum.

d.      Critical theory (turunan paradigma kritis) :
·        Memfokuskan pada pembebasan nilai dominasi dari kelompok yang ditindas.
·        Contoh : analisis mendalam mengenai pemberitaan suatu media.

3. 3.     a. Munculnya industri media :
pada abad ke-19, permintaan akan media yang murah meningkat sangat pesat. Hal ini mengakibatkan banyak munculnya jurnalisme kuning, yaitu koran-koran atau media cetak yang memasang harga murah, dengan topik pemberitaan yang kurang berkualitas, seringkali menggunakan bahasa yang berlebihan (untuk menarik niat pembeli). Akan tetapi lama kelamaan banyak pihak yang sadar dan mulai bertanggung jawab dengan memberitakan berita yang lebih akurat, tetapi berkualitas dan tidak melebih-lebihkan atau mengurangi. Di Indonesia, masih ada jurnalisme kuning, seperti : Koran Lampu Merah, PosKota, dsb.

b. Jenis Propaganda :
terdapat 3 macam propaganda dalam perkembangan media, yaitu :
·         White propaganda : dasarnya benar, menggunakan disinformasi yang menonjolkan kelemahan lawan. Contoh : iklan Indovision yang menyebutkan kelemahan-kelemahan nyata Astro.
·         Black propaganda : dasarnya salah, pembuat propaganda tidak dapat menyebut sumber karena tidak benar-benar terjadi, hanya dirancang/disengaja demi mencapai suatu kepentingan atau menjatuhkan lawan.
·         Grey propaganda : dasarnya sangat tidak jelas, hanya berupa gosip belaka, kebenarannya tidak dapat dipastikan. Contoh : gosip-gosip artis.

4.    4.  Teori normatif : Pada awal kemunculan dan kejayaannya media bersifat bebas atau radikal. Media tidak mau diatur, sering memberikan pesan buruk, vulgar, dan membawa dampak negatif bagi banyak pihak. Kemudian muncullah para teknokratik yang mengatur media, akan tetapi media tidak mau terlalu diatur dan berkompromi sehingga mendapatkan keputusan bahwa media tetap bebas dan bertanggung jawab. Media diawasi oleh badan sensor pemerintah sehingga memunculkan tanggung jawab sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar