Rabu, 13 Oktober 2010

tugas komnas Richard Rusli 09120110140



Komnas Richard Rusli 09120110140
1. Tiga paradigma komunikasi
Positivistik
Paradigma ini bersifat subjektif, karena hanya melihat dan menilai suatu wacana sesuai dengan anggapan orang banyak.
Konstruktivistik
Menilai suatu wacana dengan merekonstruksi ulang pendapatnya kemudian di satukan dengan konstruksi orang lain sehingga menjadi konstruksi bersama.
Kritis
Melihat suatu wacana dari sisi yang mendasari suatu wacana dan yang menjadi alasan mengapa peristiwa itu ada.
2.      Empat Grand Theory
a.      Post-positivistik (merupakan turunan dari paradigma positivistik) :
-       Memiliki beberapa ciri utama, yaitu : memandang bukti, fakta, dan/atau data sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, yang memiliki latar belakang atau makna tertentu yang kontekstual dengan lingkungannya.
-       Di dalam teori ini, pengetahuan didapatkan dari hasil penelitian yang orisinil.
-       Pengetahuan/pernyataan diperoleh melalui observasi lapangan, survey, angket, kuesioner, dan lainnya yang sifatnya kuantitatif atau dapat dihitung.

b.      Hermeneutic (merupakan turunan dari paradigma konstruktivistik) :
-        Teori ini dikembangkan oleh filosof Jerman Wilhelm Dilthey.
-        Di dalam teori ini, konstruksi yang tercipta di dalam pikiran seseorang, biasanya digunakan untuk mengkaji kitab suci dan berita tertentu.
-        Kebenaran diungkapkan dalam bentuk yang interpretatif, berdasarkan keyakinan tertentu.
-        Pendekatan yang digunakan sinkretik, yaitu menggunakan berbagai pandangan dan praktek. Kebenaran yang diusahakan adalah kebenaran yang dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan. Kebenaran ini tidak bersifat bebas nilai.


c.      Normatif (merupakan turunan dari paradigma kritis) :
-       Teori ini menguraikan standar-standar etik ( lebih mengacu pada apa yang benar dan apa yang salah).
-       Teori ini juga menekankan pada segala sesuatu yang sekiranya dapat berlaku secara umum.

d.      Critical theory (merupakan turunan dari paradigma kritis) :
-       Teori ini mengambil titik fokus pada pembebasan nilai dominasi dari kelompok yang ditindas.
-       Contoh : saat dilakukan analisis yang lebih dalam pada pemberitaan yang dilakukan oleh sebuah media.
-       Tokoh-tokoh critical theory :
a.      Karl Max
-       Sejarah dibuat oleh kaum borjuis
-       Jalur komunikasi dari borjuis ke proletar
-       Jalan keluar: revolusi
-       Kelemahan teori ini: terlalu fokus pada ekonomi
b.     Antonio Gramsci
-       Selain faktor ekonomi adapula faktor ideology
-       Ada 2 cara komunikasi: 1.) aparatus ideology (menguasai kesadaran rakyat/brainwashing). Contohnya sekolah dan media 2.) aparatus koersif (dengan cara kekerasan) Contohnya tentara dan pengadilan
c.     Komunis Purba
        Mengkritik kekuasaan feodal (raja) dan kapitalistik, yang memunculkan sosialis komunis.



3a.       Munculnya industry media
Munculnya industry media diawali dengan yellow journalism. Awalnya yellow journalism hanya berada dikalangan rakyat kecil namun karena peminatnya semakin banyak dan strata atas juga menyukainya, inilah awal dimulainya industry media.

3b.       Jenis Propaganda :
White propaganda : Propaganda ini menunjukkan kelemahan lawan (antagonis), contohnya seperti iklan baygon yang menjelaskan bahwa produknya bisa menghilangkan keberadaan nyamuk.

Black propaganda : Propaganda ini pada dasarnya salah, tidak bersumber karena diberitakan hanya demi mencapai suatu kepentingan atau menjatuhkan lawan. Bisa dikategorikan sebagai salah satu contoh kebohongan publik.

Grey propaganda : propaganda ini berdasar pada fakta yang masih belum jelas. Bisa dikatakan, hanya berupa gosip semata, kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Contoh : gosip/infotainment.

4.      Teori normatif : Pada awal kemunculan dan kejayaannya media bersifat bebas atau radikal. Media tidak mau diatur, sering memberikan pesan buruk, vulgar, dan membawa dampak negatif bagi banyak pihak. Kemudian muncullah para teknokratik yang mengatur media, akan tetapi media tidak mau terlalu diatur dan berkompromi sehingga mendapatkan keputusan bahwa media tetap bebas dan bertanggung jawab. Media diawasi oleh badan sensor pemerintah sehingga memunculkan tanggung jawab sosial dan secara objektif memberikan laporan berita yang akurat.

5. Critical Theory merupakan sebuah bentuk dari Hermeneutik. Pengetahuan yang diperoleh melalui penafsiran untuk mengerti/memahami human texts dan symbolic expressions—termasuk penafsiran teks secara implisit maupun eksplisit. Dalam perbedaannya, Critical Theory merupakan suatu bentuk dari self-reflective knowledge yang meliputi pemahaman dan penjelasan secara teoritikal sekaligus, untuk mengurangi jebakan dalam sistem dominasi atau ketergantungan, dimana mematuhi emancipatory interest di dalam memperluas/mengembangkan ruang lingkup otonomi dan mengurangi ruang lingkup dominasi. (Sumber: wikipedia.org)




           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar