Senin, 11 Oktober 2010

Tugas Kommas Lambertus Guntoro 09120110020

 
 1. Tiga Paradigma Komunikasi:
a. Positivistik
- Realitas dianggap benar ketika 1 orang atau lebih menggangap benar
- Sifatnya objektif 
- melalui survei, poling
b. Konstruktivisik
- Kebenaran tidak bersifat objektif tapi dikonstruktif/dibangun
- Bersifat subjektif/konstruktif (setiap orang mempunyai kebenaran tersendiri sesuai bagaimana mereka merekontruksi/membangun kebenaran tersebut)

3.) Kritis
- Sesuatu terjadi karena ada yang mendasarnya
- Paradigma kritis ingin melihat apa yang berada di dasar sehingga bisa memunculkan yang tampak dipermukaan, seperti ilustrasi gunung es.

2. Empat Grand Theory
a. Post-Positivisti (turunan paradigma positivistik) 
Paradigma postpositivistik memandang bahwa penelitian merupakan upaya untuk membangun pengetahuan langsung pada sumbernya. Mengutamakan observasi lapangan, survey, angket, questioner, lainnya yang bersifat kuantitatif. Dan kemudian menyimpulkannya dari hasil observasi tersebut.
b. Hermeneutik (turunan paradigma konstruktivis)
Konstruksi yang tercipta baik secara teks (gambar, tulisan) maupun konteks (Suasana). Implikasinya adalah tidak mungkin untuk memulai dengan sebuah pemikiran netral. Pendekatan hermeneutik ini pada awalnya banyak digunakan oleh para agamawan, sejarawan dan ahli hukum. Mereka menafsikan apa yang ada dalam naskah (kitab suci, artefak atau kitab undang-undang) sesuai masalah yang dihadapinya dengan membangun argumentasi sendiri.. Kebenaran yang diusahakan adalah kebenaran yang dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan. Kebenaran ini tidak bersifat bebas nilai.
c. Normative (turunan paradigma kritis)
Teori normatif adalah teori yang menguraikan standar-standar etik. Grand theory ini menekankan pada apa saja yang idealnya berlaku secara umum. Contohnya feminism, critical theory, dll.
d. Critical theory (turunan paradigma kritis)
Mempertanyakan sesuatu yang bersifat umum, karena meyakini bahwa sesuatu tidak begitu saja terjadi.

3. a.) Munculnya industri media
     Pada Pertengahan abad ke 19, bertambahnya permintaan masyarakat mengenai media murah mendorong perkembangan beberapa media baru. Lalu muncul yellow journalism/ the yellow kid dipelopori oleh koran Hearst, yakni surat kabar yang dalam penulisan beritanya memberi sedikit perhatian dalam hal keakuratan dan berita cenderung ditulis dengan gaya berlebihan (di bagian judul)
 
b.) Propaganda
Propaganda adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.
Tiga macam propaganda:
- White propaganda: dasarnya sesuatu yang benar ada, sifatnya positif, menggunakan disinformasi yang menonjolkan kelemahan lawan. Contoh: Indovision yang selalu menyerang Astro dengan sinyalnya yang tidak bagus
-    Black propaganda: dasarnya salah, dirancang dan disengaja. Sifatnya negatif.
- Grey propaganda: dasarnya tidak jelas. Contoh: gosip

4. Teori Normatif
    Selama era jurnalisme kuning, media profesional objektivitas, dan sensitivitas publik masih kurang. Terjadi perang salib antar industri media dan tujuannya adalah penghapusan pesan yang buruk dan industri media yang tidak bertanggung jawab.
    Pada sekitar tahun 1920 sebuah teori normatif komunikasi massa baru mulai muncul yang menolak kedua libertarianisme radikal dan kontrol teknokratis.Terjadi penuntutan terhadap profesional di setiap bidang, termasuk jurnalisme. Kemudian muncul teori Tanggung Jawab Sosial Pers  yang menekankan bahwa diperlukannya pers yang independen yang dapat mendalami lembaga sosial lainnya dan secara obyektif memberikan laporan berita yang akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar