Rabu, 06 Oktober 2010

Tugas - 6.10.2010 / Aurelia Vernita Meliantha Pratama-Ilkom'09-09120110087


1.      1.  3 Paradigma Komunikasi
-          Positivistik: bagaimana seseorang memandang realitas, dimana realitas dianggap benar ketika 1 orang mengatakan “benar” - bersifat objektif.
-          Konstruktif: melihat sudut pandang dari orang lain baru kemudian membangun pemahaman diri sendiri karenatiap orang punya konstruktivitas sendiri-sendiri – bersifat konstruktif.
-          Kritis: melihat sesuatu yang menjadi latar belakang peristiwa atau realita.

2.     2.   4 Grand Theory
-          Post positivistik: mengambil kesimpulan dengan cara observasi di lapangan
-          Hermeneutic: konstruksi yang tercipta di benak seseorang meliputi teks dan konteks
-          Normatif: peraturan untuk mencegah terjadinya stereotype
-          Critical theory: selalu mempertanyakan latar belakang suatu realita

3.   3.Industri Media
      Industri media yang pertama kali muncul adalah Yellow Journalism. Media cetak pertama adalah Yellow Pages yang memakai kertas berkualitas rendah dengan isi yang banyak gambar dan cerita yang sebagian besar fiktif (dibuat-buat atau dilebih-lebihkan).
1950: pertelevisian Amerika diprotes karena memberikan efek negatif. Maka dari itu, muncullah media yang lebih bertanggung jawab.

Propaganda
-          White Propaganda: fakta selalu benar, ada penelitian yang jelas dan dipublikasikan, termasuk disinformasi lawannya.
-          Gray Propaganda: faktanya belum tentu benar tapi juga tidak bisa dibilang salah, contoh: gosip.
-          Black Propaganda: faktanya salah, tidak berasal dari sumber yang jelas.

4. 4 .Kaum Liberal membuat media pada masa itu secara bebas mengatur diri mereka sendiri. Tidak ada yang mengatur publikasi pesan yang disampaikan ke masyarakat. Jadi, pada masa itu, berita tidak terstruktur dengan baik dan terlebih lagi, gambar-gambar yang dipasang pun tidak pantas atau vulgar. Mulailah muncul keresahan, konsumen juga mempertanyakan dimana undang-undang perlindungan untuk konsumen. Maka dari itu, muncullah teori kontrol teknoratik (kontrol pemerintah). Bahwa media diatur oleh pemerintah. Akan tetapi, praktisi media juga menolak jika sepenuhnya diatur pemerintah. Jadi, diadakanlah kompromi antar keduanya. Hasilnya adalah media tetap bebas tapi bebas yang bertanggung jawab dan didirikanlah satu badan sensor pemerintah yang bertugas untuk mengawasi operasi mereka. Selanjutnya, media menjadi lebih bertanggung jawab pada sosial.


l

Tidak ada komentar:

Posting Komentar